Rabu, 23 November 2016

AEC/MEA dan AFTA. Tantangan Besar bagi Indonesia

Indonesia merupakan salah satu anggota organisasi internasional ASEAN (Association of South East Asia Nations). Untuk merealisasikan salah satu tujuan dibentuknya ASEAN, yaitu memajukan kawasan ASEAN dalam sektor perekonomian, tentu saja ASEAN mengadakan berbagai bentuk kerja sama salah satunya dalam sektor ekonomi.  AEC (Asean Economic Community) atau yang lebih dikenal dengan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) dan AFTA (Asean Free Trade Area) adalah contohnya.

MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) atau AEC (Asean Economic Community) adalah proyek kerja sama yang dibentuk oleh negara-negara anggota ASEAN yang bertujuan untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan Asia Tenggara dan membentuk kawasan ASEAN dengan perekoniman yang kuat. MEA ini mulai diberlakukan sejak akhir tahun 2015.
AFTA (Asean Free Trade Area) adalah suatu kesepakatan dalam bidang ekonomi mengenai sektor produksi lokal antara negara-negara yang tergabung dalam ASEAN. Kesepakatan atau perjanjian ini ditandatangani pada 28 Januari 1992 di Singapura.
Adanya MEA dan AFTA ini berarti barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja terdidik dari negara-negara Asia Tenggara (di luar Indonesia) dapat dengan bebas keluar masuk Indonesia, begitupun sebaliknya. Dengan adanya kemudahan mobilisasi ini, justru ini bisa menjadi bumerang bagi Indonesia sendiri. Jika Indonesia tetap bertahan dengan kualitas yang sama, pastilah Indonesia akan kalah bersaing dengan negara anggota ASEAN yang lain. Oleh karena itu, diperlukan adanya langkah konkrit untuk menghadapi serbuan MEA ini.
Masih banyak hal penting yang harus diperhatikan Indonesia dalam menghadapi MEA itu sendiri. Apa saja yang perlu dipersiapkan dan diperhatikan oleh Indonesia untuk menghadapi MEA? Kali ini saya merangkumnya dalam tiga poin, sebagai berikut.
1.    Produk lokal banyak yang sudah mendapatkan tempat di beberapa negara Asia Tenggara
      Keripik dan sarung contohnya. Produk-produk lokal yang terkadang dianggap biasa ini justru bisa menjadi batu loncatan Indonesia untuk menguasai pasar Asia Tenggara. Apalagi jika produk-produk lokal tersebut semakin ditingkatkan kualitasnya. Ini merupakan peluang besar Indonesia, dimana di luar sana belum tentu diproduksi produk-produk sejenis ini. Jika terus dikembangkan dapat dipastikan daya tarik produk lokal Indonesia akan terus meningkat.
2.    Mutu pendidikan tenaga kerja Indonesia masih terbilang rendah
      Salah satu fakta yang saya temukan adalah hingga Febuari 2014 jumlah pekerja berpendidikan SMP atau dibawahnya tercatat sebanyak 76,4 juta orang atau sekitar 64 persen dari total 118 juta pekerja di Indonesia. Tentulah hal ini sangat “memprihatinkan”. Kesadaran masing-masing pendudukan Indonesia sangat dibutuhkan dalam hal ini, yaitu kesadaran akan “melek” pendidikan.
3.    Serbuan produk dari negara-negara Asia Tenggara khususnya
      Masih ada hubungannya dengan poin satu di atas. Poin satu di atas adalah solusi dari poin ini. Selain itu, perlu juga diadakannya peningkatan kualitas infrastruktur untuk menunjang kualitas produk Indonesia. Dimana telah kita ketahui bersama, faktanya, kebanyakan produk luar jauh lebih baik dari produk Indonesia. Agar kita tidak kalah bersaing maka dibutuhkan peningkatan mutu dari produk itu sendiri.
Sejauh ini Indonesia sudah melakukan beberapa langkah konkrit, diantaranya ada yang dalam bentuk program.
1. Pemerintah meluncurkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). MP3EI merupakan perwujudan transformasi ekonomi nasional dengan orientasi yang berbasis pada pertumbuhan ekonomi yang kuat, inklusif, berkualitas, dan berkelanjutan.
2.  Program ACI (Aku Cinta Indonesia). Program ini berjalan dalam bentuk kampanye nasional dalam berbagai produk dalam negeri seperti busana, aksesoris, entertainment, pariwisata dan lain sebagainya.
3.   Penguatan sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Telak dilaksanakan pembinaan dan pemberdayaan terhadap sektor industri kecil menengah (IKM) yang merupakan bagian dari sektor UMKM. Hal ini diupayakan sebagai bentuk pengentasan kemiskinan melalui perluasan kesempatan kerja dan menghasilkan barang atau jasa untuk dieskpor.
4.    Perbaikan infrastruktur
5.   Peningkatan Kualitas SDM (Sumber Daya Manusia). Tentu saja sasaran utamanya adalah jalur pendidikan.

Referensi:

Selasa, 08 November 2016

Dua Sisi Era Reformasi Indonesia

          Masa reformasi di Indonesia membawa banyak pengaruh positif menuju perubahan-perubahan yang signifikan. Namun di samping itu semua tak lupa pasti ada pula sisi negatif yang mengikuti. Kita bahas satu-satu, yuk!


A.     Sisi Positif Reformasi

1.  Berhasilnya penataan ulang kehidupan berbangsa dan bernegara melalui Amandemen Undang-Undang Dasar 1945
Diadakannya amandemen ini dilatarbelakangi oleh masih ditemukannya pasal-pasal UUD 1945 yang dapat menimbulkan multitafsir. Amandemen ini bertujuan untuk menyempurnakan aturan dasar meliputi tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan bangsa.

2.      Terlaksananya pemilihan presiden secara langsung
Masih terkait dengan amandemen UUD 1945. Sebelum diamandemen presiden dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat. Setelah amandemen presiden dan wakil presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat. Pemilu ini pertama kali dilaksanakan pada tahun 2004 yang berlandaskan asas “LUBER JURDIL”. Hasilnya, rakyat bisa dengan bebas memilih pemimpin negara mereka yang menurut mereka cocok untuk membawa Indonesia lebih maju.

3.      Pembatasan masa jabatan presiden
Seperti yang terlihat pada masa Orde Baru, presiden dapat menjabat hingga 32 tahun, dan hal ini memunculkan kesan kekuasaan yang cenderung tidak demokratis. Oleh karena hal itu, pada masa Reformasi, masa jabatan presiden dibatasi 5 tahun, setelah itu bisa dipilih kembali hanya untuk 1 periode (5 tahun) lagi. Artinya setelah 2 periode menjabat, dia tidak bisa lagi memegang jabatn presiden.

4.      Pers yang berkembang
Hal ini sangat menguntungkan bagi rakyat. Pers ini dapat menjadi sarana bagi rakyat untuk menyampaikan aspirasinya kepada pemimpin negara, sehingga pemimpin negara dapat mengetahui keluhan apa yang sedang rakyat rasakan.

B.      Sisi Negatif Reformasi

1.      Pembangunan tidak merata
Hal ini sangat kentara apalagi jika dibandingkan antara pusat dan daerah. Ketidakmerataan ini disebabkan oleh sebagian kekayaan daerah banyak yang ditarik ke pusat. Sebagai akibatnya, timbul rasa ketidakpuasan di sejumlah daerah karena terjadi kesenjangan pembangunan.

2.      Munculnya euforia kebebasan
Pada era reformasi, rakyat diberi kebebasan untuk menyampaikan aspirasi atau pendapatnya mengenai kebijakan politik maupun kritik terhadap kinerja aparatur negara. Bahkan tidak jarang sampai terjadi demonstrasi terhadap kinerja pemerintah. Namu sayangnya, ditemukan adanya kelompok yang memanfaatkan kebebasan ini untuk memenuhi kepentingan mereka sendiri, sehingga ditakutkan ini dapat mengganggu integrasi nasional.

3.      Banyak terjadinya kasus KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme)
Pada era reformasi kasus KKN bukannya berkurang namun malah bertambah banyak. Padahal mulai tahun 2003 telah didirikan lembaga resmi yang berwenang menangani korupsi, yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Faktanya, kasus KKN memang telah mengakar di ranah pemerintahan Indonesia, dan tidak semuanya dapat terjamah oleh KPK. Ini juga dikarenakan masih lemahnya hukum di Indonesia, sehingga para koruptor bisa dengan bebasnya masih berkeliaran di dunia luar.

Referensi:

Senin, 07 November 2016

Reformasi Indonesia

               Masa Reformasi Indonesia. Mengapa Indonesia memilih menggunakan istilah “Reformasi” dalam sejarah perkembangannya? Nah, Sebelum membahas tentang reformasi itu sendiri, dalam sejarah kita mengenal tiga istilah yang terkadang dianggap hampir sama namun sejatinya berbeda, yaitu Restorasi, Revolusi, dan Reformasi. Restorasi adalah mengembalikan atau memulihkan ke keadaan semula, artinya semua kebijakan akan dikembalikan ke kebijakan awal yang sebelumnya digunakan, seperti pada kasus Restorasi Meiji. Revolusi adalah perubahan seluruh kebijakan yang ada menjadi kebijakan baru yang telah disepakati. Reformasi adalah perubahan yang mengarah pada tujuan perbaikan kebijakan yang sudah ada, jadi tidak ada perubahan kebijakan dasar. Dari ketiga pengertian tersebut sudah jelas bukan mengapa Indonesia memilih “Reformasi”, bukan “Revolusi” atau “Restorasi”, karena memang pada masa Reformasi tidak ada kebijakan dasar yang berubah, semuanya hanya perbaikan dari kebijakan sebelumnya.


            Era reformasi berawal dari turunnya Soeharto. Pada saat itu terjadi demonstrasi besar-besaran oleh gabungan mahasiswa Indonesia dengan tujuan menggulingkan kekuasaan Soeharto. Kondisi Indonesia kala itu didominasi oleh melemahnya sistem ekonomi. Ditambah lagi ketidakpuasan rakyat terhadap 32 tahun pemerintahan Soeharto yang sangat mengekang kebebasan  rakyat untuk menyuarakan pendapatnya membuat rakyat bersikeras menggulingkan kekuasaan Soeharto.  

Pada demonstrasi 1998, mahasiswa melontarkan 6 tuntutan reformasi, sebagai berikut:
Ø Adili Soeharto dan kroni-kroninya;
Ø Laksanakan amandemen UUD 1945;
Ø Hapuskan Dwi Fungsi ABRI;
Ø Pelaksanaan otonomi daerah yang seluas-luasnya;
Ø Tegakkan supremasi hukum;
Ø Ciptakan pemerintahan yang bersih dari KKN.

Persepsi saya tentang Reformasi Indonesia!

            Menurut saya, era reformasi ini merupakan titik dimulainya pelaksanaan demokrasi secara “riil”. Sudah menjadi rahasia publik bahwa di zaman orde baru rakyat tidak bisa dengan leluasa mengungkapkan pendapatnya. Beruntungnya, di masa reformasi semuanya berubah menjadi jauh lebih baik. Rakyat bisa menyuarakan pendapatnya dengan bebas (namun tetap bertanggung jawab) sehingga kebijakan yang diambil pemerintah sedikit banyak dapat memuaskan keinginan rakyat.

            Reformasi Indonesia ini memiliki banyak sisi positif dalam perkembangan tatanan kehidupan Indonesia. Mau tau apa saja sisi positif tersebut? Nantikan di postingan selanjutnya yaaa!

Referensi:

Jumat, 26 Agustus 2016

Bung Tomo, Sang Heroik

   B
ung Tomo. Tentu saja nama ini sudah sangat familiar di telinga kalangan bangsa Indonesia. Apalagi jika membicarakan tentang peristiwa 10 November yang sangat dahsyat. Pertempuran antara bangsa Indonesia dengan Belanda yang banyak menjatuhkan korban, khususnya dari pihak Indonesia sendiri. Sekaligus peristiwa yang menjadi cikal bakal ditetapkannya Hari Pahlawan di Indonesia karena pada hari itu banyak kisah heroik yang terjadi, salah satunya adalah yang dilakukan oleh Bung Tomo ini. Jadi sebenarnya siapakah Bung Tomo itu? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

                Bung Tomo adalah salah satu pahlawan yang sangat berjasa dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Beliau lahir pada tanggal 3 Oktober 1920 di Kampung Blauran, pusat kota Surabaya, Jawa Timur. Bung Tomo ini sebenarnya bernama asli Sutomo namun lebih dikenal sebagai Bung Tomo di kalangan rakyat Indonesia. Ayahnya bernama Kartawan Tjiptowidjojo. Ayahnya bisa dibilang termasuk dari golongan kelas menengah. Sedangkan ibunya merupakan keturunan Jawa Tengah, Sunda, dan Madura. Bung Tomo ini berasal dari keluarga dengan latar belakang yang sangat menjunjung tinggi masalah pendidikan. Itulah mengapa beliau memiliki pembawaan yang sangat lugas dan bersemangat. Namun sayang, pada usia 12 tahun ia berhenti dari pendidikannya di MULO (setara Sekolah Dasar).

                Nama Bung Tomo ini mulai dikenal bangsa Indonesia ketika ia berhasil menjadi orang kedua di Hindia Belanda yang mencapai peringkat Pandu Garuda pada usia 17 tahun. Sebelum pendudukan Jepang pada 1942, peringkat ini hanya dicapai oleh tiga orang Indonesia. Beliau ini juga sangat menggemari bidang jurnalistik. Buktinya beliau pernah menjadi seorang jurnalis yang sukses pada masanya.

                Perjuangan heroik Bung Tomo ini dimulai sejak tahun 1944. Ketika itu beliau ditunjuk menjadi salah satu anggota Gerakan Rakyat Baru yang disponsori oleh Jepang. Gerakan Rakyat Baru adalah organisasi yang dibentuk bertujuan untuk mengobarkan semangat cinta tanah air dan semangat perang. Selain itu juga untuk menjalin persatuan yang kompak di antara golongan masyarakat Indonesia.

                Perjuangan heroik Bung Tomo yang paling terkenang adalah saat terjadinya pertempuran 10 November di Surabaya.  Beliau saat itu menjadi salah satu tokoh terpenting terutama dalam hal mengobarkan semangat, beliau tampil sebagai orator ulung di depan corong radio, membakar semangat rakyat untuk terus berjuang. Beliau berhasil menggerakkan dan membangkitkan semangat rakyat Surabaya. Pada saat itu Surabaya diserang habis-habisan oleh tentara Inggris dan NICA-Belanda. Mereka diminta untuk menyerahkan senjata tentara pendudukan Jepang dan membebaskan tawanan Eropa. Sebagai hasilnya, bangsa Indonesia mampu memukul mundur tentara Inggris dan NICA-Belanda.

Pada 7 Oktober 1981 Bung Tomo meninggal dunia di Padang Arafah, saat sedang menunaikan ibadah haji. Beliau tidak dimakamkan di tanah suci, melainkan jenazah Bung Tomo dibawa kembali ke tanah air dan dimakamkan bukan di sebuah Taman Makam Pahlawan, melainkan di Tempat Pemakaman Umum Ngagel di Surabaya.

Alasan saya mengulas tokoh ini?

                Bung Tomo ini dengan kalimat-kalimat dalam pidatonya mampu membuat rakyat Surabaya berkobar semangatnya. Hal ini sangat berperan penting dalam jalannya pertempuran. Jika semangat rakyat sendiri tidak ada, bagaimana mereka bisa melawan pasukan Inggris dan NICA-Belanda yang notabene memiliki persenjataan yang lebih lengkap dibandingkan rakyat Surabaya. Dan hasilnya, rakyat Surabaya berhasil memenangkan pertemburan 10 November 1945 tersebut.

Referensi:

Minggu, 31 Juli 2016

Plus Minus Penjajahan Jepang

P
enjajahan Jepang di Indonesia berlangsung selama kurang lebih 3,5 tahun. Memang dalam sejarah, masa penjajahan Jepang yang jauh lebih singkat dari masa penjajahan Belanda itu dianggap sebagai masa-masa yang paling kelam dalam sejarah Indonesia. Namun Jepang tidak hanya menimbulkan dampak negatif bagi Bangsa Indonesia. Jika dilihat dari faktanya, Jepang juga memberikan banyak dampak positif bagi perkembangan Indonesia di zaman sekarang. Penasaran apa saja dampak positif dan negatif dari penjajahan Jepang? Simak ulasannya sebagai berikut.

A.    DAMPAK POSITIF
Kita bahas terlebih dahulu tentang dampak positifnya. Memang sih, kebanyakan dari warga Indonesia tidak mengetahui apa saja dampak positif dari adanya penjajahan ini. Kebanyakan dari mereka hanya memandang penjajahan ini dari segi negatif saja dan melupakan jasa Jepang yang lainnya. Nah, inilah apa saja dampak positifnya ...
1.       Dipergunakannya bahasa Indonesia.
Setelah Jepang masuk ke Indonesia dan mengalahkan Belanda, Jepang langsung menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Bahkan semua karya tulis yang sebelumnya menggunakan bahasa Belanda, diubah menjadi berbahasa Indonesia. Hasilnya, hingga sekarang perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional Indonesia semakin pesat terbukti dengan adanya ratusan atau ribuan atau bahkan jutaan kosa kata baru yang ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.
2.       BIDANG EKONOMI : Didirikannya kumyai.
Kumyai adalah koperasi yang didirikan guna kepentingan bersama. Pada zaman sekarang, koperasi dianggap sebagai lembaga yang cukup membantu menyejahterakan masyarakat Indonesia, khusunya anggota koperasi itu sendiri.
3.       Struktur pemerintahan dibentuk sampai tingkat RT (sistem Tonarigumi).
Strutur pemerintahan sampai tingkat RT (Rukun Tetangga) ini diterapkan oleh Jepang di Indonesia dengan tujuan untuk mempermudah proses pengontrolan daerah-daerah yang ada di Indonesia dalam bidang kecil. Bahkan struktur yang seperti ini masih dipertahankan sampai sekarang.
4.       PERTANIAN : Diperkenalkannya sistem line system.
line system sistem pengaturan bercocok tanam secara efisien. Sistem ini bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan yang ada pada zaman penjajahan Jepang.
5.       Dibentuknya BPUPKI dan PPKI.
Meskipun dua badan ini merupakan bentukan Jepang, namun kita tidak dapat menafikkan banyaknya manfaat dari kedua lembaga ini. kedua lembaga ini cukup membantu Indonesia dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
6.       Pelatihan militer.
Pelatihan militer yang diterapkan pada pasukan POETRA dan PETA pada zaman itu dimanfaatkan para anggota dua pasukan itu sebagai salah satu usaha untuk mempersiapkan perlawanan terhadap Jepang itu sendiri.
7.       Ditiadakannya diskriminasi dalam pendidikan.
Di zaman Jepang siapapun bisa mendapatkan pendidikan dari lembaga formal. Bahkan mereka menerpakan sistem pendidikan formal seperti yang berlaku di negara itu sendiri yang masih bertahan hingga sekarang, yaitu 6 tahun SD, 3 tahun SMP, dan 3 tahun SMA.
8.       Dikenalkannya kegiatan upacara bendera dalam sekolah.
9.       Dibentuknya Persatuan Aktris Film Indonesia (Persafi).
Sebelum Jepang datang ke Indonesia, seni peran seperti tidak dikenal di Indonesia. Setelah mereka datang, artis-artis Indonesia baik yang profesional maupun yang masih amatir diberi kesempatan mencoba bermain dalam seni peran mementaskan lakon-lakon terjemahan dari bahasa asing ke bahasa Indonesia.
10.   Karya sastra yang terus berkembang seiring berkembangnya bahasa Indonesia.
B.   DAMPAK NEGATIF
1.       Dihapuskannya semua organisasi yang bergerak dalam bidang politik.
2.       Adanya sistem Romusha (kerja paksa).
Inilah yang membuat bangsa Indonesia selalu mengingat masa penjajahan Jepang dari segi negatifnya. Karena dari adanya kerja paksa ini telah banyak warga Indonesia yang mati karena kelaparan terutama.
3.       Ekonomi melemah.
Jepang pada saat itu menyita aset-aset ekonomi Indonesia yang penting. Diantaranya adalah  hasil perkebunan, pabrik, bank, dan beberapa perusahaan. 
4.       Diberlakukannya kebijakan self-sufficiency.
Maksud kebijakan ini adalah bahwa setiap daerah di Indonesia harus mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Akibatnya, hubungan ekonomi antardaerah menjadi terputus.
5.       Adanya Jugun Ianfu.
Jugun Ianfu adalah para perempuan Asia (ex: Indonesia, Korea, Cina) yang dipekerjakan sebagai perempuan penghibur bagi tentara Jepang. Sedikitnya sudah tercatat sebanyak 200.000 perempuan Asia yang pernah menjadi Jugun Ianfu. Padahal sebelumnya mereka dijanjikan berbagai pekerjaan, ternyata mereka malah dijadikan Jugun Ianfu.
6.       Terhambatnya kebabasan pers.
Pada masa Jepang tidak ada pers yang bersifat independen. Semua pers yang ada berada di bawah kendali bangsa Jepang.
7.       Penghargaan terhadap Hak Asasi Manusia seperti saat ini tidak berlaku pada zaman Jepang.

Nah itu dia sebagian dampak positif dan negatif dari masa kelam selama penjajahan Jepang. Kita patut bersyukur juga mereka “masih” meninggalkan beberapa manfaat untuk negara ini, meskipun kenyataan pahit tetap harus kita rasakan.
Referensi:
Buku Sejarah Indonesia Kelas XI “Erlangga”

Jumat, 29 Juli 2016

Apa yang Unik dari Jepang?

Well, kita tinggalkan sejenak masalah huru-hara Jepang pada Perang Dunia II. Kali ini saya akan membahas tentang fakta-fakta unik negara yang dikenal dengan matahari terbit ini.  Hmm.. tapi kayanya lebih asik kalau kita bahas dulu fakta unik Jepang selama Perang Dunia II.

Fakta pertama. Suatu negara dalam menjalankan perang pastilah tidak terlepas dari yang namanya “senjata”, begitu pula dengan Jepang pada masa Perang Dunia II. Tahukan kalian? Ternyata pada saat itu Jepang menggunakan 11 senjata rahasia yang tentu saja sangat dahsyat. Apa saja senjata itu? Simak penjelasannya di bawah ini.

1.    FU-GO BALLOONBOM
Jepang kala itu belum mampu untuk menciptakan rudal antarbenua, alhasil mereka memunculkan ide bom balon.

2.    SEN TOKU CLASS MEGA SUB
Jepang berhasil menciptakan 3 kapal raksasa jenis ini. kapal ini memegang rekor sebagai kapal selam konvensional terbesar yg pernah ada.

3.    UNIT 731, SENJATA KIMIA
Tentara Jepang menggunakan bom ini untuk melancarkan serangan biologis, menginfeksi pertanian, waduk, sumur dan daerah lainnya.

4.    FUKURYI SUICIDE ATTACK SUITS
Pakaian selam ini dirancang untuk Unit Serangan Khusus Jepang untuk menangkis invasi Sekutu di Home Island.

5.    THE ENCRYPTION MACHINE (perangkat enkripsi)
Perangkat Jepang ini lebih dikenal oleh AS dengan kode penamaan “Purple “.

6.    YOKUSUKA MXY-7 OHKA
Yokosuka MXY-7 adalah pesawat roket dengan kontruksi sederhana yang memulai debutnya pada bulan September 1944.

7.    MITSUBISHI J8M

8.    TANK SUPER-ULTRA O-I
Pada akhir perang, Jepang memiliki ide ambisius untuk membangun tank super berat untuk digunakan di Teater Pasifik.

9.    SINAR KEMATIAN
Jepang bekerja membuat sinar kematian ini sejak tahun 1939 di laboratorium di Noborito. 

10. TANK TERBANG
Tank terbang ini dugunakan untuk mengangkut alat berat seperti tank dari pulau ke pulau.

11. PROYEK Z SUPERBOMBER
Seperti proyek Bomber Nazi dan Amerika, Jepang juga menginginkan bomber antarbenua mampu mencapai Amerika Utara.

Mari benar-benar kita sudahi pembahasan apapun itu tentang Perang Dunia II di postingan ini. Sekarang saya akan menyebutkan sedikit tentang fakta unik yang menjadi ciri khas negara matahari terbit ini. 
O  Jadwal kereta api di Jepang dikenal sebagai yang paling tepat waktu di dunia.
Permintaan maaf secara resmi atau bahkan “sertifikat keterlambatan” akan dikeluarkan oleh pihak kereta api jika kereta mengalami keterlambatan walau hanya 5 menit saja.

O  Jumlah hewan peliharaan lebih banyak dibanding anak-anak.
Survey menyebutkan bahwa terdapat sekitar 21,3 juta anjing dan kucing yang terdaftar di Jepang, sedangkan total anak-anak di bawah usia 15 tahun hanyalah 16,5 juta.

O  Jepang mengalama sedikitnya 1.500 gempa bumi setiap bulan.
Hal ini dapat terjadi karena didukung oleh posisi Jepang yang berada di atas empat lempeng tektonik yang selalu bergerak.

O  Karyawan diizinkan beristirahat (tidur) saat bekerja.
Di Jepang, tidur ketika bekerja dianggap sebagai cara karyawan untuk mengungkapkan seberapa keras kerja yang telah mereka lakukan.

O  Memberi “Tip” dianggap tidak sopan.
Berbeda dengan di Indonesia, di Jepang justru memberi tip itu dianggap sebagai salah satu bentuk penghinaan.

O  Penggunaan sumpit.
Ketika sedang menggunakan sumpit, jangan pernah menaruhnya dengan posisi tertancap di nasi, dan jangan pernah memindahkan makanan langsung dari sumpit ke sumpit dengan orang lain, karena hal tersebut mengingatkan dengan penggunaan sumpit pada upacara kematian. Dan jangan menjilat sumpit seenak apapun makanan yang kita makan.

O  Mengeluarkan suara ketika makan.
Jika di Indonesia hal ini dianggap tidak sopan, justru di Jepang sebaliknya. Bersuara ketika makan malah dianggap sebagai salah satu cara mengungkapkan rasa hormat kepada orang yang memasak.

Nah.. itu dia beberapa fakta unik yang ada di Jepang. Sebenarnya masih banyak lagi fakta-fakta unik lainnya. Untuk lebih lengkapnya mungkin kalian bisa berekesplorasi sendiri ^^ See you on de next post ^^

Referensi: