S
|
ebelumnya saya telah mem-posting tentang latar belakang terjadinya pergerakan nasional di
Indonesia. Disitu sudah saya sebutkan apa saja faktor yang menjadi pemicunya,
bukan? Nah, salah satu faktor
eksternalnya adalah masuk dan berkembangnya
paham-paham baru dari Eropa dan Amerika.
Pasti kalian
penasaran kan apa saja paham baru yang dimaksud itu? Kali ini, saya akan
membahas tentang itu. Silahkan membaca! J
Sebelum
masuk ke masalah apa saja paham-paham baru yang dimaksud, kita harus tahu
terlebih dahulu apa itu ‘paham’. Paham disini bukan berarti mengerti tentang
suatu hal, namun berarti ‘prinsip’ atau ‘kepercayaan’. Paham disini memiliki
kesamaan arti dengan ‘aliran’ yang berarti suatu hal
kagiatan yang di dalamnya terdapat suatu prinsip-prinsip yang menjadikan suatu
hal tersebut tertata rapi dan sesuatu tersebut mempunyai keanggotaan yang dipimpin
oleh seorang ketua dan aktifitasnya mencari anggota agar prinsip-prinsip yang
ada mengarah kepada untuk diikuti bagi anggotanya. Suatu paham/aliran yang
terorganisir disebut gerakan.
Pada masa pergerakan nasional muncul beberapa
paham baru yang sampai ke Indonesia. Paham-paham tersebut adalah liberalisme,
nasionalisme, demokrasi, sosialisme, dan pan-islamisme. Berikut penjelasannya
beserta tokoh yang mempelopori paham tersebut, cekidot!
A.
Liberalisme
Liberalisme merupakan
paham yang mengutamakan kebebasan dan kemerdekaan individu. Istilah liberalisme
berasal dari bahasa Latin, libertas, yang artinya kebebasan, sedangkan dalam bahasa Inggris, liberty,
artinya kebebasan. Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan individu untuk
memiliki tempat tinggal, mengeluarkan pendapat, dan berkumpul.
Bagian terpenting dalam
liberalisme adalah individu. Masyarakat harus mementingkan individu, karena
masyarakat itu terdiri atas individu-individu dan karena itu masyarakat adalah
akibat dari adanya individu. Kemerdekaan individu harus dijamin. Pada
hakikatnya, paham liberalisme ini timbul karena reaksi terhadap penindasan yang
dilakukan oleh kaum bangsawan dan kaum agama di zaman absolute monarchie.
Tokoh pelopor paham ini adalah Jean Jacques Rousseau yang mengemukakan dalam bukunya yang
berjudul Du
Contrat Sosial bahwa orang ingin
melepaskan dirinya dari kekangan manusia. Oleh karena motivasi untuk melepaskan
diri dari kekangan inilah muncul paham liberalisme yang intinya adalah sebuah
kebebasan.
B.
Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu paham rasa
cinta terhadap bangsa dan tanah air yang ditimbulkan oleh persamaan tradisi yang
berkaitan dengan sejarah, agama, bahasa, kebudayaan, pemerintahan, tempat
tinggal dan keinginan untuk mempertahankan dan mengembangkan tradisinya sebagai
milik bersama dari anggota bangsa itu sebagai kesatuan bangsa.
Tokoh pelopor dari
paham ini ada 4 yaitu Joseph Ernest Renan, Otto
Bouer, Hans Kohn, dan Louis Sneyder.
J Menurut Joseph Ernest Renan, nasionalisme adalah
keinginan untuk bersatu padu antar warga negara tanpa paksaan dengan semangat
persamaan. Sebagai contoh
adalah bangsa Swiss yang terdiri dari berbagai bangsa dan budaya dapat menjadi
satu bangsa dan memiliki negara.
J Menurut Otto Boeur, nasionalisme adalah kesatuan perasaan
dan perangai yang timbul karena persamaan nasib. Sebagai contoh adalah
nasionalisme negara-negara Asia.
J Menurut Hans Kohn, nasionalisme adalah kesetiaan tertinggi yang diberikan
individu kepada negara dan bangsa.
J Menurut Louis Sneyder, nasionalisme adalah hasil dari faktor-faktor politis,
ekonomi, sosial dan intelektual pada suatu taraf tertentu dalam sejarah.
Sebagai contoh adalah timbulnya nasionalisne di Jepang.
C.
Demokrasi
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani, demos, artinya
rakyat, dan kratos, artinya pemerintahan. Jadi, demokrasi dalam arti sempit
adalah pemerintahan di tangan rakyat. Dalam arti luas, demokrasi adalah suatu
sistem pemerintahan yang mengakui hak segenap anggota masyarakat untuk ikut
memengaruhi keputusan politik baik langsung atau tidak langsung.
Demokrasi mula-mula diterapkan di Yunani Kuno, yakni
demokrasi langsung, kemudian berkembang ke negara Eropa lainnya, dan akhirnya
ke Indonesia.
Tokoh pelopor paham
ini adalah Jean Jacques
Rousseau, John Locke dan Montesquieu.
J Jean Jacques Rousseau mengatakan bahwa dalam keadaan alamiah,
manusia pada dasarnya baik, cinta damai, memiliki kebebasan mutlak sejak lahir
dan tidak suka perang sebab tidak terdapat rasa benci, dendam dan iri hati pada
dirinya. Dalam buku Du contract social,
Rousseau mendambakan demokrasi langsung dimana sistem kenegaraan setiap warga
negara yang jumlahnya tidak begitu banyak menjadi pembuat keputusan dalam suatu
wilayah yang tidak terlalu luas, contohnya yang terjadi di Yunani.
J John Locke mengatakan bahwa manusia dalam keadaan
alamiah adalah bebas merdeka dalam mengatur tindakan mereka. Manusia sama
sederajat, semua kekuasaan bersifat timbal balik, tidak ada orang yang lebih
berkuasa daripada orang lain (perfectly
free and equals). Meskipun manusia bebas merdeka dalam mengatur
tindakan, manusia tidak mempunyai kebebasan menghancurkan dirinya sendiri
ataupun makhluk lain di sekitarnya. Menurutnya, kekuasaan pemerintah harus
dipisah menjadi 3 yaitu legislatif, eksekutif, dan federatif agar tidak terjadi
kekuasaan tunggal.
J Montesquieu mengemukakan gagasannya
mengenai Trias Politica yang memisahkan
kekuasaan dalam 3 bentuk yaitu hukum (legislatif), pelaksana hukum (eksekutif)
dan pengadilan (yudikatif). Tujuan Trias
Politica ini adalah
agar kebebasan politik rakyat dapat terjamin dan tidak terjadi kekuasaan yang
sewenang-wenang.
D.
Sosialisme
Sosialisme adalah paham yang menghendaki suatu masyarakat
yang disusun secara kolektif agar menjadi suatu masyarakat yang
sejahtera/bahagia. Kata sosialisme berasal dari bahasa Latin, socius, artinya kawan.
Tujuan sosialisme adalah mewujudkan masyarakat sosialis dengan jalan
mengendalikan secara kolektif sarana produksi dan memperluas tanggung jawab
negara bagi kesejahteraan rakyat. Sosialisme ini adalah paham yang
bertentangan dengan liberalisme.
Tokoh pemikir sosialisme adalah Robert Owen, seorang
yang menulis buku A New of Society an Essay on the Formation of Human
Character. Ia adalah orang yang pertama menggunakan
istilah sosialisme.
Tokoh pelopor
lainnya adalah Saint Simon, Piere Proudon, Charles Fourier,
Karl Marx. Seorang yang dikenal sebagai Bapak
Sosialisme adalah Karl Marx.
E.
Pan – Islamisme
Pan-Islamisme adalah paham yang bertujuan untuk menyatukan
umat Islam sedunia. Paham ini dipelopori oleh Jamaluddin
al Afgani (1839 – 1897).
Ide Pan-Islamisme erat kaitannya dengan kondisi abad ke-19.
Pada abad ini terjadi kemunduran di negara Islam. Sebaliknya, di negara Barat
terjadi kemajuan yang disertai pengembangan kekuasaan (penjajahan). Jamaluddin melihat penjajahan
terhadap negara Islam ini harus dilawan apabila mereka bersatu, contoh campur
tangan Inggris di Afganistan, di Mesir, di Irak, dan di Iran. Hal ini menambah
keyakinan bahwa Islam harus bersatu. Upaya penyatuan dunia Islam ini disebut Pan-Islamisme.
Referensi: