Selama ini pasti banyak
dari kalian yang suka ngomongin tentang “sejarah”? by the way, emang udah tau apa sebenarnya “sejarah” itu? Atau
jangan-jangan malah pada belum tau sama maksud dari “sejarah”? Bukan bermaksud su’udzan loh ya, hehe. Well, it’s OK. Sometimes we talk about
something we don’t (actually) know. Nih, buat yang pengen tau apa sih
sebenarnya “sejarah” itu, JUST READ THIS POST! *it’s not compulsion*
Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) “sejarah” memiliki banyak arti, sebagai
berikut:
a. Asal-usul
(keturunan) silsilah;
b. Kejadian
dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau; riwayat; tambo; dan
c. Pengetahuan
atau uraian tentang kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi di masa
lampau; ilmu sejarah.
Kalau versi saya sendiri,
“sejarah” adalah segala peristiwa atau kejadian yang terjadi di masa lampau dan
dianggap penting oleh sebagian orang atau sekelompok orang, serta akan selalu
diingat sampai kapanpun. Jadi, mungkin saja presepsi orang tentang sejarah itu
akan berbeda-beda karena definisi “penting” bagi masing-masing orang itu pasti
juga berbeda-beda. Bisa jadi si A berpendapat bahwa peristiwa kebakaran pasar
itu termasuk sejarah, namun si B berpendapat bahwa peristiwa tersebut belum
bisa disebut sebagai sejarah. Kalau ada dari kalian yang berbeda pendapat
tentang presepsi “sejarah” jangan diperdebatkan terlalu dalam ya! Nanti malah
panjang urusannya loh.
Sejarah merupakan sebuah
fakta, bukan sekedar khayalan. Jadi, suatu peristiwa/kejadian dapat dikatakan sejarah
apabila peristiwa tersebut benar-benar terjadi di masa lampau. Kebenaran dari
suatu peristiwa/kejadian di masa lampau dapat dilihat dari bukti-bukti yang
ada. Sejarah itu pasti memiliki bukti-bukti tertentu, entah itu tertulis
ataupun tidak. Bangunan candi, prasasti-prasasti, budaya yang masih terus
dilaksanakan sampai sekarang merupakan beberapa contoh dari bukti-bukti
sejarah. Apa yang tersimpan dalam ingatan kalian juga bisa disebut sebagai
salah satu bukti dari sejarah versi kamu sendiri.
Dalam bahasa Inggris kata “sejarah”
disebut history, artinya masa lampau. Karena memang suatu kejadian dapat
dikatakan sejarah apabila kejadian tersebut terjadi di masa lampau. Jadi suatu
kejadian yang akan terjadi di masa yang akan datang tidak dapat disebut dengan
“sejarah”. Kalau masih akan terjadi di masa yang akan datang itu namanya bukan
“sejarah”, tapi “ramalan masa depan”, hehe.
Dalam bahasa Arab kata
“sejarah” disebut syajaratun, artinya pohon. Jika kita menggambar sebuah
silsilah keluarga maka akan terlihat seperti bentuk pohon. Dari atas, mulai
dari ayah-ibu dan terus ke bawah hingga ke anak, cucu, cicit, dan seterusnya.
Sama seperti pohon yang semula hanya sebuah bibit kecil atau bahkan hanya
sebuah biji, lama-kelamaan akan berkembang dan tumbuh kian membesar hingga
menjadi pohon besar. Sejarah juga akan terus berkembang layaknya pohon. Sejarah
tidak akan ada habisnya selama kita masih terus mengaitkan satu kejadian dengan
kejadian setelahnya sampai pengaruhnya di masa sekarang.
Seperti yang telah saya
sebutkan di atas bahwa suatu kejadian dapat dikatakan sejarah apabila kejadian
tersebut terjadi di masa lampau, bukan di masa mendatang. Namun bukan berarti
sejarah tidak ada kaitannya dengan masa mendatang. Sejarah sangat erat
kaitannya dengan masa mendatang. Sejarah dapat membawa sebuah nilai moral atau
pelajaran penting yang dapat kita gunakan sebagai tolak ukur di masa mendatang.
Gimana nih setelah kalian
baca uraian saya di atas? Sekarang udah tau kan sama apa yang dimaksud dengan
“sejarah”? pastinya, dong. Well, mungkin cukup sampai disini penjelasan saya
tentang sejarah, semoga bermanfaat. See you in my next post. Thanks for
reading.
Referensi: http://sejarah10-jt.blogspot.co.id/2012/09/pengertian-sejarah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar